Friday, April 04, 2008

RESENSI

HARI-HARI TERAKHIR ‘TEOLOG PEMBEBAS’

Narasi sejarah merupakan bentuk terbaik dari filsafat perubahan. Dengan obsesi perubahan inilah, maka bermunculan begitu banyak revolusi dalam sejarah bangsa-bangsa. Salah satu icon revolusi, terutama di Amerika Latin, adalah Ernesto 'Che' Guevara.

Dimana Che Guevara terlibat dalam perjuangan revolusioner melawan imperialisme di Guatemala, Kuba dan Bolivia, serta sekaligus men-tasbihkannya sebagai legenda. Minimal bagi yang menggunakan figur Che sebagai simbol perlawanan.

Buku ini adalah potongan terpenting dari kehidupan Che Guevara. Yang bersumber dari catatan harian Che sejak 7 November 1966 sampai 7 Oktober 1967, rentang waktu ketika Che menggerakkan gerilya di Bolivia sampai menjelang penangkapannya di jurang Yuro pada tanggal 8 Oktober 1967.

Menurut Fidel Castro, catatan milik Che ini bukan sengaja ditulis untuk dipublikasikan. Melainkan untuk panduan dalam evaluasi berkala terhadap segala kejadian, situasi dan orang-orang yang terlibat di Bolivia. Namun, demi kebaikan sejarah, maka transkrip ini kemudian diterbitkan, bahkan dengan jaminan keotentikan dari Castro sendiri.

Sebagai teman baik, Castro tidak hanya memuji kebiasaan Che menulis pengamatan sehari-harinya dalam situasi yang sulit. Tapi, Castro juga membela keputusan Che yang lebih memilih terjun dalam perjuangan bersenjata di Bolivia, dibanding menikmati kemenangan revolusi pembebasan Kuba yang diikutinya.

Che, yang banyak mempelajari Marxisme selama perjalanannya mengelilingi Amerika Latin, memang lebih tertarik menyebarkan pesan pembebasan secara langsung dalam perang gerilya, yang disebutnya sebagai upaya 'internasionalisme proletarian sejati'.

Catatan harian Che Guevara ini menceritakan rangkaian perjuangannya di Bolivia: proses kedatangannya pada 7 November 1966 di Nacahuza, organisasi perjuangannya, kontak senjata dengan tentara Bolivia, perjalanan yang berat, berbagai kesukaran dari alam dan serangan penyakit, kelaparan, perpecahan, hingga malam terakhir sebelum penangkapannya. Semuanya ditulis dari sudut pandang Che sendiri.

Che, anak pertama dari pasangan Ernesto Guevara Lynch dan Celia de la Serna yang terlahir pada 14 Juni 1928, benar-benar mempersiapkan kelompok gerilyanya secara sistematis, termasuk dengan melakukan analisis bulanan. Sebuah metode yang menegaskan kemampuan diagnosa intelektualnya -sesuatu yang memang harus dimiliki Che sebagai seorang dokter.

Che juga menulis berbagai pengalaman dengan selera humor latino. Seperti kesenangannya akan panorama Bolivia yang indah, perayaan ulang tahun kawan-kawan seperjuangan hingga pertemuannya dengan serangga baru yang menyebalkan.

Sebagai manusia biasa, Che banyak menuliskan kegelisahan hatinya karena semakin terdesak di areal pegunungan setinggi 2000 meter. Yang bertambah cemas ketika kawan-kawannya gugur satu persatu, merasa bersalah jika penyakit asmanya kambuh dan menghambat mobilitas, serta tetap menulis detik-detik terakhir hidupnya melalui penuturan manusiawi.

Secara keseluruhan, buku ini semestinya menjadi sangat penting dalam memotret figur Che. Terutama untuk melengkapi buku-buku teks mengenai pemikiran Che yang telah ada selama ini. Kelebihannya bukan semata terletak pada tingkat ke-detailan tinggi dan analisis bulanan dari catatan harian Che ini -yang memberi kita kesempatan untuk menghayati dan membayangkan ruang pergerakan Che berpuluh tahun yang lalu di belantara Bolivia-. Tapi, juga karena kerja keras yang melelahkan dari istri dan rekannya, Aleida March de Guevara, dalam menguraikan tulisan yang kecil dan sulit menjadi sebuah buku.

Buku yang memperlihatkan sisi lain dari figur pejuang dunia ketiga, yang men-'darahdaging'-kan ide revolusioner dalam dirinya, dan yang berniat menjadikan perang gerilya di Bolivia sebagai sekolah tempur bagi berbagai kelompok revolusioner di Asia, Afrika dan Amerika Latin sendiri.

Hasta la Victoria Siempre!

1 comment:

Ahmad Rafsanjani said...

Che tu tanggal lahirnya sama ama gue,
Alah, ngomentarin tulisan ndiri, kasian bener niy gue