‘Apapun yang dapat kamu lakukan, atau yang kamu rasa mampu lakukan, lakukanlah sekarang juga. Mulailah. Dalam keberanian itu terdapat kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban’ (Johann Wolfgang von Goethe)
Hidup bukanlah sebuah pilihan. Bagaimana kita menjalani kehidupan, itulah pilihannya. Akan seperti apa kita menjalani hari-hari sebagai manusia, bergantung pada pilihan yang kita ambil.
Seperti yang diyakini sastrawan terkemuka, Buya Hamka, bahwa perjalanan hidup ini adalah sekolah pembelajaran yang setinggi-tingginya, ia tidak akan tamat, hingga kita mati. Dengan prinsip ini, hidup menjadi sebuah sekolah dimana kita belajar mengenai pilihan-pilihan, mengambil keputusan, dan bertanggung-jawab atas pilihan itu.
Terkadang kita begitu terbiasa menjalani kehidupan. Tanpa berpikir dan tanpa belajar. Hingga hidup ini sekedar menjadi rutinitas. Namun, lebih sering kita berhenti sejenak, mempertimbangkan pilihan-pilihan, lalu mengambil jalan yang sering kita lalui.
Sedikit sekali dari kita yang memberanikan diri untuk melakukan hal-hal baru. Sedikit sekali yang berani mengambil resiko, keluar dari wilayah nyaman kita, untuk melakukan apa-apa yang ingin kita lakukan.
Mulai dari hal-hal kecil, yang hanya terbatas pada diri kita, seperti mengungkapkan rasa suka kita pada seseorang, mengutarakan pendapat di depan umum, memasuki lingkungan baru, ataupun mencoba hal-hal baru diluar kebiasaan hidup kita.
Hingga melakukan hal-hal besar; bersyukur atas hidup yang luar biasa ini dengan menghabiskan sebagian besar saatnya melalui perbuatan baik. Seperti mengucapkan terima kasih pada orang tua, menolong orang lain yang kurang beruntung, serta memperkaya hidup ini dengan membantu orang lain menjadi jauh lebih baik.
Melakukan hal-hal baru diatas, ataupun memasuki lingkungan yang sama sekali tidak kita kenali sebelumnya, adalah seperti menatap masa depan. Karena ini berarti kita melompat ke dalam ketidaktahuan, dimana sikap ini memerlukan tingkat keberanian tertentu.
Carpe diem
Melakukan hal baru berarti memaksa kita keluar dari wilayah nyaman kita. Seperti mengucapkan terima kasih secara langsung pada orang tua, menolong orang lain dengan spontan, atau berbicara didepan umum, bagi beberapa orang mungkin menjadi sesuatu yang tidak biasa.
Keluar dari wilayah ‘aman’ ini adalah bagian tersulit. Untuk menaklukkan benteng psikologis ini, kita hanya perlu melakukan apa yang ingin kita lakukan. Seperti sebuah pepatah bijak, carpe diem, seize the day, manfaatkan kesempatan dan waktu kita dengan sebaik-baiknya. Lupakanlah apa yang akan dibicarakan orang lain, atau konsekuensi apa yang akan muncul dari tindakan kita itu.
Sesuatu yang harus kita sesali bukanlah apa-apa yang sudah kita lakukan, tapi apa-apa yang belum kita lakukan dalam hidup ini. Karena hidup hanya satu kali, lakukanlah dengan sebaik mungkin.
Selain ketidak-nyamanan diatas, tingkah laku atau sesuatu yang baru memungkinkan munculnya kecemasan dan ketakutan akan kegagalan. Kita takut gagal, dan kita takut bahwa apa yang kita lakukan tidak memberi dampak positif apapun bagi orang lain, bahkan bagi diri kita sendiri.
Untuk mengatasi kecemasan ini, Dr Frank J. Bruno melalui buku Psychological Symptoms, menegaskan bahwa kita terjebak dalam paradigma ‘yang meminta kita untuk mengatasi kecemasan dulu, baru kemudian bertindak’.
Padahal, jika kita mulai bertindak sebelum merasakan cemas, kita akan menemukan bahwa tindakan itu akan mengurangi kecemasan dan membangun kepercayaan diri kita. Berdasarkan kenyataan ini, Dr Bruno menyarankan untuk kita: sesekali bertindaklah terlebih dahulu, baru kemudian berpikir dan merasakannya.
Dengan melakukan ini, kita mungkin akan terkejut, bahwa kita dapat menemukan kualitas diri, atau talenta tersembunyi kita secara sederhana, melalui suatu tindakan yang kita lakukan. Kita belajar mengambil pilihan dengan mempraktekkannya.
Bonusnya bagi kita, menurut Dr Bruno lagi, hasil dari melakukan berbagai tingkah laku yang baru ini dapat membantu kita dalam mengenali diri, yang biasanya disebut sebagai self-dsiscovery. Bonus ini dapat menjadi ganjaran tertinggi, karena hasil usaha kita untuk melakukan hal-hal baru bukanlah apa yang kita dapatkan, tapi perubahan dalam diri kita akibat hal-hal baru tersebut.
Bagaimanapun tantangannya, lakukanlah apa yang ingin kita lakukan. Jangan diam sebelum mati, sebab diam adalah mati sebelum mati.